Jumat, 07 September 2018

BAB 3 LAPORAN KP


BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 WDS (Wireless Distribution System)
WDS(Wireless Distribution System) merupakan sistem dari jaringan tanpa kabel yang menyediakan interkoneksi antar access point atau memperluas jaringan antar access point dengan menggunakan dua atau lebih access point. Jaringan WDS ini tidak memerlukan lagi kabel sebagai penghubung antar backbone untuk menghubungkannya.
Macam-macam mode para wireless distribution system(WDS) dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu : mode bridge dan mode repeater. Yang ditinjau dalam mode bridge ialah mode bridge point to point.
Point to Point Wireless Bridge - Transiskom.png







Gambar 3.1 WDS Mode Bridge Point To Point



3.2 TOPOLOGI WDS MODE BRIDGE POINT TO POINT
Membuat jaringan wireless menggunakan 2 buah wireless Access Point(AP), dan menggunakan 2 buah laptop, yang mana penggunanya sebagai server, dan client pada wireless Access Point yang menggunakan Firmware DDWRT yang mensupport WDS. Pada Server Menggunakan sistem operasi Windows 7, sedangkan pada klien menggunakan Windows yang ditambahkan aplikasi Wireshark ipfert. Pada Server terhubung dengan konfigurasi pengkabelannya adalah Straight Connect melalui kabel RJ-45 pada satu Ethernet Interface. Berikut adalah Topologi yang digunakan:
p2p.png
3.2 Topologi WDS Mode Bridge Point To Point
3.3 Perangkat Pendukung Point To Point
            Pada WDS Mode Bridge Point To Point memiliki berbagai macam perangkat pendukung yaitu :
1.      Access Point
Access point berfungsi sebagai hub/switch di jaringan lokal dengan jaringan wirelles/nirkabel pada client, pada access point inilah dimana tempat internet dipancarkan atau gelombang radio dikirimkan ke PC terdekat. Ukuran kekuatan sinyal juga mempengaruhi cangkupan pada daerah tersebut, semakin tinggi kekuatan sinyal(ukurannya dalam dbm atau mW) semakin luas cangkupannya.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEigKs4JzWn_G6w4CelWlQn3QzGKZRmvOWU0vF3_ALVLZcjJuRiHIZCeUIcnluR05if8qLwAD_9IV85QdqMNfJVtjPVeH09wwfollXIehyphenhyphenute-01RMDzJwMAa1lr33WfMJqy8ZCs19fCCI0/s1600/acces.jpg
Gambar 3.3 Access Point

2.      Antena Omnidirectional
900398_99319cf2-adf6-11e1-ad66-acf5dd765184.jpgAntena Omnidirectional biasa disebut antena nondirectional yaitu jenis antena yang mempunyai pola pancaran ke segala arah atau jenis antena yang tidak memiliki pola pancaran ke satu arah tertentu. Antena ini sering digunakan dalam hubungan komunikasi nirkabel jarak pendek, yang menghubungkan point to multi-point atau satu point pemancar ke banyak point penerima tetapi juga bisa menghubungkan point to point tanpa harus menggunakan antena pengarah tambahan. Sehingga Antena ini dapat diletakan di tengah-­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­tengah sebagai pemancar dan penerima pada posisi sekeliling antena. Karena antena ini memiliki sudut pancaran radiasi yang besar yaitu 360° atau satu putaran penuh pada sekelilingnya.





Gambar 3.4 Antena Omnidirectional
            Pola radiasi pancaran antena omnidirectional yang memiliki radiasi pancaran ke segala arah disekelilingnya. Namun antena ini hanya digunakan sebagai pemancar dalam hubungan wireless jarak pendek, karena daya jangkauan antena yang tidak dapat mencakup pada area yang terlalu jauh. Pada gambar dibawah menunjukan pola pancaran antena omnidirectional sebagai berikut :
gambar61.jpg




Gambar 3.5 Pola Radiasi Antena Omnidirectional

3.      Kabel Jaringan
Kabel jaringan komputer adalah media di mana informasi berpindah dari satu perangkat jaringan ke satu perangkat jaringan yang lain. Ada beberapa jenis kabel jaringan komputer yang biasa digunakan di dalam Jaringan Komputer. Sebagai berikut:
·         Kabel Coaxial
·         Kabel UTP
·         Kabel Fiber Optic
jenis-kabel-jaringan-660x300.jpg
Gambar 3.6 Kabel Jaringan
4.      Konektor
Konektor merupakan alat yang di pasang pada masing masing ujung kabel jaringan untuk menghubungkan adapter network dengan kabel. Berbagai jenis konektor jaringan ini harus disesuaikan dengan tipe dan jenis kabel jaringan yang dipakai.
·            Konektor RJ-45 digunakan untuk Kabel UTP
·            Konektor BNC/T digunakan untuk Kabel Coaxial
·            Konektor ST digunakan untuk Kabel Fiber Optic.

Cable-Connector.jpg
Gambar 3.7 Konektor

5.      Bridge
Bridge memiliki fungsi utama untuk menjembatani jaringan. Maksud dari menjembatani jaringan adalah bridge dapat menggabungkan lebih dari satu jaringan lokal ke dalam satu jaringan lokal yang lebih luas, ataupun sebaliknya, memecah satu jaringan lokal / LAN yang luas menjadi beberapa jaringan lokal yang lebih kecil. Selain itu, bridge juga dapat menjadi penghubung antar dua atau lebih jaringan lokal dengan topologi jaringan yang berbeda – beda.
Fungsi bridge akan sangat terasa apabila anda berada di dalam lingkungan instansi besar, yang terdiri dari beberapa ruangan kantor atau divisi yang letak gedungnya berjauhan. Seluruh komputer antar gedung akan dapat tetap saling terhubung denngan satu jaringan LAN induk dengan menggunakan bridge.
Fungsi dan Keunggulan Bridge
·         Memecah jaringan LAN yang besar, menjadi jaringan – jaringan kecil untuk gedung atau ruangan tertentu
·         Menghemat biaya operasional, hanya membutuhkan satu server saja untuk banyak gedung dalam jangkauan yang luas
·         Bisa digunakan untuk memecah jaringan LAN hingga ke luar pulau
·         Menjaga keamanan data dari suatu organisasi
·         Mempermudah proses monitoring pada suatu jaringan yang lebih kecil.

6.      Hub
Fungsi utama dari hub adalah untuk membagi jaringan dari satu server menuju ke client komputer dalam satu jaringan, terutama jaringan LAN alias lokal. Secara teoritis, hub adalah sebuah hardware atau perangkat keras yang merupaan suatu central connection point pada suatu jaringan, yang berfungsi untuk menerima sinyal dari server atau host dan kemudian mentransmisikannya ke client yang akan membentuk suatu jaringan.
Dengan adanya central connection point ini, maka hub dapat mentransmisikan data dari server menuju lebih dari satu client yang terhubung dalam satu jaringan LAN. Apabila anda hanya ingin sekedar membagi satu jaringan lokal ke dalam beberapa komputer saja, maka hub merupakan salah satu perangkat keras yang tepat.
Fungsi Hub
·                      Membuat jaringan lokal dari beberapa komputer
·                      Mentransmisikan jaringan, terutama LAN
·                      Penguat sinyal dari suatu jaringan
·                      Mempengaruhi proses konektivitas antar jaringan.
Kelemahan dari hub
·       Apabila hub mengalami kerusakan, maka keseluruhan jaringan komputer akan mengalami kegagalan
·       Tidak bisa mengatur kecepatan ataupun jumlah paket data yang ditransmisikan ke komputer client.
hub.jpg
Gambar 3.8 Hub
7.      Switch
Switch memiliki fungsi yang sama seperti hub, yaitu dapat membantu memecah – mecah jaringan lokal. Dari satu komputer server atau host, anda dapat menggunakan switch untuk mengkoneksikan lebih dari satu komputer client ke dalam satu jaringan LAN atau lokal.
·         Perbedaan Hub Dengan Switch
Yang membedakan fungsi hub dengan switch adalah kemampuannya. Switch memiliki kemampuan yang lebih pintar dari pada hub, karena switch mampu membatasi dan juga mengatur jumlah paket data yang ditransmisikan ke dalam komputer client yang terhubung dalam jaringan. Jadi, dengan menggunakan switch, pengaturan data antar client bisa dibedakan.
·         Fungsi Utama dari switch
o    Untuk menerima sinyal dan juga data dari komputer atau server
o    switch.jpgMentransmisikan data dari server atau host ke dalam jaringan dan kepada client
o    Memperkuat sinyal yang ditransmisikan dari server atau host menuju client
o    Dapat mengatur dan juga membatasi jumlah paket data yang ditransmisikan kepada client.
o    Sebagai central connection point
o    Dapat berfungsi sebagai repeater
o    Sebagai splitter atau pemisah antar komputer di dalam suatu jaringan.



switch.jpg
Gambar 3.8 Switch
3.4 Kelebihan dan Kekurangan WDS Mode Bridge Point To Point
3.4.1 Kelebihan
·         Lebih mudah menghubungkan antar komputer
·         Tidak membutuhkan kabel yang terlalu panjang
·         Tidak memerlukan seorang administrator jaringan
·         Tidak memerlukan software administrator jaringan khusus.
3.4.2 Kekurangan
·         Jaringan tidak terlalu besar dan tidak dapat diperbesar(tetap)
·         Tidak ada yang memanajemen jaringan
·         Tingkat kemanan yang rendah
·         Seluruh jaringan akan mati bila kabel utama terputus.
·         Sulit mencari dan memperbaiki kerusakan apabila terjadi kerusakan pada jaringan.
·         Tidak mungkin dimplementasikan pada jaringan dengan banyak komputer.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar